Minggu, 29 April 2012


Mendikbud larang mempekerjakan anak di bawah umur

Jumat, 27 April 2012 20:40 WIB | 1151 Views


Bogor (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melarang orang tua maupun pihak lain untuk mempekerjakan anak di bawah umur.

"Tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur, baik itu orang tua maupun sipemekerjakan anak di bawah umur harus diberitahu," kata menteri sesaat setelah menghadiri peresmian gedung pendidikan IPB di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Menanggapi kisah Sarah Amelia murid kelas VI SD di Koja, Jakarta Utara, yang membantu keluarganya bekerja di kafe hingga dini hari tersebut, menurut Menteri hal tersebut tidak boleh terjadi.

PELAJAR YOGYA AKSI GALANG 10.000 BUKU
Minggu, 29 April 2012 15:03 WIB | 1443 View


Yogyakarta (ANTARA News) - Pelajar Kota Yogyakarta akan menggelar aksi mengumpulkan 10.000 buku sebagai salah satu bentuk kegiatan Fertival Pelajar dan menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei.

"Buku-buku yang nantinya terkumpul akan disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Ketua Panitia Festival Pejar Dari Jogja oleh Pelajar untuk Indonesia, Purwoko Aji hari ini di Yogyakarta.

Menurut dia, kegiatan penggalangan 10.000 buku tersebut akan diberi tajuk "Bendungan Buku" dan kini masih dalam tahap pengumpulan.

 UN (BUKAN) PENENTU KELULUSAN


Surabaya (ANTARA News) - Ada kritik yang tak kunjung terbantahkan tentang ujian nasional (UN) yakni apakah hasil pendidikan selama tiga tahun itu bisa disederhanakan hanya dengan ujian selama tiga hari ?!

Kritik itu sangat masuk akal, karena pendidikan selama tiga tahun memang tidak bisa diukur dengan hanya 3-4 hari UN atau seorang siswa dinyatakan lulus sekolah bila siswa itu lulus UN.


PROPOSAL
IMTIHANUL AMALI (IMA)
MA. MAMBAUS SHOLIHIN
Tapel. 2011/2012

A.  PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang
Imtihanul Amali (IMA) adalah ujian amal perbuatan bagi siswa kelas XII Madrasah Aliyah Mambaus Sholihin (MAMS) untuk mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat, khususnya dalam praktek belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah dan menjadi pengurus pondok selama satu tahun.
Menyadari sedalam–dalamnya bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan manusia Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriyah saja atau kepuasan batiniyah semata, melainkan keselarasan dan keseimbangan antara keduanya.