Rabu, 08 Agustus 2012

TEMPO.CO , Jakarta: Buah kurma memang menjadi makanan pembuka puasa yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Buah berwarna cokelat itu mengandung karbohidrat kompleks yang dapat memulihkan kondisi fisik yang lemas setelah berpuasa. Maka tak heran pada Ramadan ini buah berasa manis tersebut banyak diburu untuk dikonsumsi.
Satu di antaranya adalah Rini yang sengaja mampir ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut Rini, kurma itu akan disajikannya pada keluarga untuk berbuka puasa. "Kan sunah," katanya, Ahad 5 Agustus 2012.
Tak hanya Rini. May yang datang dari Cilangkap, Jakarta Timur, juga menyempatkan diri mampir ke kios pedagang kurma di depan Blok B Pasar Tanah Abang. May memilih membeli kurma yang dilapisi cokelat untuk anaknya. "Kepengin aja," ujar dia.
Di Tanah Abang para pedagang memang menjual berbagai jenis kurma, dari kurma murni yang berasal dari Madinah, Mekkah, California, hingga kurma yang dilapisi cokelat. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 35 ribu per kilo untuk kurma Madinah, sampai Rp 350 ribu per kilo untuk kurma nabi.
Riki Saputra, pedagang kurma di Pasar Tanah Abang, mengakui jika permintaan kurma di bulan puasa meningkat. Riki mengatakan pada hari-hari biasa dia hanya mendapat omzet sekitar Rp 1 juta. Selama bulan puasa omzetnya meningkat hingga 10 kali lipat. "Sehari sekitar Rp 10 juta," ujarnya.
Namun, menurut dia, perolehan tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan saat musim haji tiba. Di bulan itu permintaan kurma bisa melonjak hingga 25 kali lipat. "Kalau musim haji, omzetnya bisa Rp 25 juta sampai Rp 30 juta," katanya.

0 comments :