Dalam menyambut kegiatan Imtihanul Amali Siswa Siswi Kelas Akhir MA. Mambaus Sholihin Panitia Pelaksana IMA mengadakan kegiatan Nahdliyah yang diselenggarakan pada Hari tanggal Rabo, 1 April s/d Jumat 3 April 2013 di Pendopo Ponpes Mambaus Sholihin. Kegiatan ini ditujukan sebagai bekal mereka ketika diterjunkan di masyarakat. Oleh Karena itu berikut
dalam
proses pembelajaran, kami jelaskan tentang metode-metode pembelajaran alquran
a.
Metode Iqro’
Metode
iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang menekankan langsung pada latihan
membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat
yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode
Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab
Iqro’ dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang
doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud
memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Alquran.
Metode
iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Alquran dengan fasikh). Bacaan
langsung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah
dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun
kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1)
Kelebihan
- Menggunakan
metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut
aktif.
- Dalam
penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) prifat
(penyemakan secara individual), maupun cara eksistensi (santri yang lebih
tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
- Komunikatif
artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat
memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.
- Bila ada
santri yang sama tingkatpelajarannya, boleh dengan system tadarrus, secara
bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
- Bukunya
mudah di dapat di toko-toko.
2)
Kekurangan
a.
Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b.Tidak
ada media belajar
c.
Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.
b.
Metode Al-Baghdad
Metode
Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu
metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau
lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah
metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara
pembelajaran metode ini adalah:
1)
Hafalan
2)
Eja
3)
Modul
4)
Tidak variatif
5)
pemberian contoh yang absolute
Metode
ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1)
Kelebihan
- Santri akan
mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal
huruf-huruf hijaiyah.
- Santri yang
lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak
menunggu orang lain.
2)
Kekurangan
- Membutuhkan
waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus
dieja.
- Santri
kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
- Kurang
variatif karena menggunakan satu jilid saja.
c.
Metode An-Nahdliyah
Metode
An-Nahliyah adalah salah satu metode membaca Alquran yang muncul di daerah
Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan
Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan
dari metode Al-Bagdady maka materi pembelajaran Alquran tidak jauh berbeda
dengan metode Qiro’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode
ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau
lebih tepatnya pembelajaran Alquran pada metode ini lebih menekankan pada kode
“Ketukan”.
Dalam
pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para
santri, yaitu:
1)
Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk
mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Alquran
2)
Program sorogan Alquran yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk
mengantarkan santri mampu membaca Alquran sampai khatam.
Dalam
metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau
ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru
metode An-Nahdliyah.
Dalam
program sorogan Alquran ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca
Alquran yang sesuai dengan system bacaan dalam membaca Alquran. Dimana santri
langsung praktek membaca Alquran besar. Disini santri akan diperkenalkan
beberapa system bacaan.yaitu tartil, tahqiq, dan taghanni.
d.
Metode Jibril
Terminology
(istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Alquran
yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di latar belakangi perintah
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Alquran yang telah
diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam
Taufiqurrohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril
bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan
oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan
guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.
e.
Metode Qiro’ati
Metode
Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan
pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem
Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran yang
langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu
tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system
pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh
bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/
anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
- Sudah
menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas
- Lulus tes
yang telah diujikan oleh sekolah/TPA
1.
Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a.
prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
1)
Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2)
Daktun (tidak boleh menuntun)
b.
Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1)
CBAC : Cara belajar santri aktif
2)
LCTB : Lancar cepat tepat dan benar
2.
Strategi mengajar dalam Qiro’ati
Dalam
mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
a.
Strategi mengajar umum (global)
1)
Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
2)
Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk
menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
3)
Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan
menyimak bacaan Alquran orang lain.
b.
Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi
ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan
strategi ini mengajarkannya secara khusus atau detil.
Dalam
mengajarkan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
1.
Jilid I
Jilid
I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alquran. Apabila Jilid I
lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan
kecepatan santri.
2.
Jilid II
Jilid
II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
3.
Jilid III
Jilid
III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf
mad).
4.
Jilid IV
Jilid
ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
5.
Jilid V
Jilid
V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca
dengan baik dan benar
6.
Jilid VI
Jilid
ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz
27.
Juz
I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus
lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai.
Metode
ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya
:
- Siswa
walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alquran secara
tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan
membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain.
- Dalam
metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
- Pada metode
ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
- Jika santri
sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian
setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi
yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak
ditentukan oleh bulan/tahun.
Demikian penjelasan tentang metode pembelajaran semoga menjadi manfaat bagi mereka khususnya dan umunya bagi kita semua. amin3x ya Rabbal Alamin.
0 comments :
Posting Komentar